Kamis, 14 Februari 2013

tugas laporan perjalanan (matkul membaca)


Tugas 4




NAMA : LUCIANA LIDYA SARI
NPM : A1A011040
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU








Laporan Perjalanan Studi Banding Mahasiswa/I Universitas Bengkulu Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia Dalam Rangka Pengembangan Kreativitas Dan Seni Mahasiswa
Univ. Bengkulu – Udayana Bali
8 – 15 Oktober 2012


Perjalanan studi banding kami dimulai pada tanggal 8 oktober 2012. Sebelum keberangkatan kami semua melakukan pelepasan dengan para dosen serta teman-teman yang tidak bisa ikut dalam perjalanan studi banding, pelepasan dilakukan di halaman dekanat FKIP yang dihadiri beberapa dosen. Setelah pelepasan, kami mulai bersiap-siap untuk berangkat. Sekitar pukul 14.00 rombongan studi banding sudah berkumpul di Bandara Fatmawati Padang Kemiling Bengkulu, dan kami langsung check in dan menunggu beberapa saat hingga akhirnya pesawat lepas landas. Pesawat yang kami tumpangi adalah pesawat lion jenis jt 0635, dan saya duduk dibangku 12e. Saya sempat gugup saat pesawat akan lepas landas karena itu merupakan kali pertama saya menumpangi pesawat.
Kami tiba di bandara soekarno-hatta sekitar pukul 03.20 WIB. Cukup lama kami menunggu keberangkatan pesawat menuju bandara ngurahrai denpasar-bali, sekitar pukul 19.00 WIB. Untuk memanfaatkan waktu, kami menyempatkan untuk berfoto-foto di area bandara, sambil memerhatikan kemegahan bandara itu. Kami berada di area terminal internasional, areanya begitu luas, ber-ac, dan yang pasti nyaman J . setalah lama menunggu beberapa lama, kami pun akhirnya berangkat menuju Bandara Ngurahrai Denpasar-Bali, dan yang baru sadari ternyata Bandara Ngurahrai terletak dipinggir pantai. Saat kami sampai ternyata bandara ngurahrai sedang direnofasi, tapi itu tidak mengurangi kemegahan dari bandara tersebut. Dengan rasa letih yang teramat sangat kami menyusuri lorong-lorong area bandara hingga sampailah kami diarea parkir bus, dengan raut muka yang mulai kusut dan badan yang terasa letih kami menjinjing koper dan memasukkannya kedalam bagasi bus dan langsung menghempaskan badan ke kursi bus. Perjalanan dari bandara ke hotel sekitar setengah jam, kami menginap di Hotel Diana di Jalan Pidada9 Denpasar. Sesampainya di hotel kami pun bersiap-siap makan malam, hari menunjukkan pukul 11.00 WIT, ada perbedaan 1 jam antara Jakarta dan Bali.
Keesokan hari.
Bali, 9 Oktober 2012.
Waktu di Bali terasa lebih cepat. Belum hilang rasa pegal, kami sudah harus bersiap-siap untuk kunjungan ke Universitas Udayana Bali, tepatnya mengunjungi para mahasiswa/i Universitas Udayana Jurusan Sastra Indonesia. Tidak hanya kunjungan, kami juga saling bertukar seni, saya dan beberapa teman akan menampilkan tarian kreasi tabot Bengkulu jadi, sebelum berangkat kami berias terlebih dahulu.setelah selasai berias, maka sekitar pukul 10.00 WIT kami mulai bersiap-siap untuk menuju ke Universitas Udayana. Jalanan cukup macet, hingga akhirnya sampailah kami di tempat tujuan, yaitu di Universitas Udayana Denpasar Bali. Saat tiba, kami cukup menjadi sorotan. Beberapa pasang mata melihat kami dengan tampang bingung karena beberapa dari kami memakai pakaian nari, mungkin mereka baru pertama kali melihatnya. Sungguh berbeda suasana di Unud dengan Unib, gedung kuliah mereka masih mempertahankan budaya khas Bali, mulai dari gapura khas Bali serta patung-patung yang saya sendiri tidak tahu apa namanya. Dan yang menarik bagi saya, ternyata di Bali ada fotografer otomatas, kami merasa separti selebritis yang di kejar-kejar paparazi J. Untuk menghindari paparazi yang sedari tadi sibuk memoto-motoi , kami pun bergegas memasuki aula gedung, cukup luas dan cukup megah. Pelafonnya dipenuhi lukisan, dan dibagian panggung terdapat beberapa alat musik khas bali. Kunjungan kami dibuka dengan perkenalan masing-masing universitas serta kata sambutan dari beberapa dosen. Dan tibalah pada sesi pertunjukkan atau pertukaran seni dari kedua belah pihak. Yang pertama tampil adalah Unib dengan menampilkan tari pesembahan, tarian khas dari daerah Bengkulu. Selanjutnya yaitu tarian Cendrawasih yang dibawakan oleh satu orang penari yang diiringi oleh alat musik khas Bali. Penari berlenggak-lenggok dengan leluasa dan tampak cantik, dengan memakai gaun panjang dan sayap yang berbentuk seperti sayap burung Cendrawasih, matanya dengan telaten bergerak kekiri dan kekanan seperti tarian khas Bali yang biasanya saya lihat di televisi. Universitas bengkulu menampilkan 2 tarian, satu nyanyi daerah, dan satu pembacaan puisi. Sedangkan dari universitas udayana menampilkan 1 tarian, yaitu tari cendrawasih, petuah jawa kuno, dan musikalisasi puisi.
Setelah selesai pertunjukkan dan pertukaran seni dengan mahasiswa/I Fakultas Sastra Indonesia, sekitar pukul 01.00 WIT rombongan kami langsung bergegas mengunjungi GWK(Garuda Wisnu Kencana) di daerah Badung dan kami menghabiskan makan siang kami didalam bus. Bus pun melaju menyusuri jalan demi jalan, dan tibalah kami di GWK. Kadatangan kami disambiut dengan penampakkan patung jari manusia dengan telunjuk menghadap keatas dan jari lainnya dikatupkan. Patung itu cukup besar dan cukup membuat takjub karena ukurannya yang beratus-ratus kali lipat dari ukuran ukuran tangan sebenya. Sebenarnya kedatangan awal kami yang paling utama dalah menonton Tari Barong namun, sesampai di GWK tariannya sudah selesai sehingga kami hanya berkesempatan berfoto-foto dengan penarinya. Namun kami tidak bermurung hati, karena banyak hal menarik yang bisa kami lihat di GWK. Dari info yang saya dapatkan, GWK mempunyai luas sekitar 240 hektar. Disana ada patung garuda wisnu yang merupakan buah karya nyoman nuarta. Patung garuda mempunyai tinggi 150 meter dengan bentangan sayap mencapai 64 meter dan pembuatannya menghabiskan 4000 ton perunggu dan tembaga. Didaerah ini juga ada pilar-pilar raksasa yang tidak kalah membuat mata terperangak. Sekumpulan bukit batu yang seakan-akan dipotong kotak berbentuk balok. Dan ada juga patung dewa wisnu yang sangat besar namun kalihatan belim jadi karena kedua tangannya pontong. Selesai menikmati pemandangan di gwk, kami pun melanjutkan perjalanan ke Uluwatu untuk menonton Tari Kecak di kawasan Uluwatu,Badung. Kawasan ini berjarak 30-an kilometer kearah selatan kota Denpasar dengan ketinggian 75 kilometer diatas permukaan laut. Kami tiba di daerah Uluwatu sekitar pkul 5 sore. Pemandangannya begitu indah, dengan jurang yang tinggi, dan disajikan pemandangan pantai dibawahnya dengan hempasan ombak yang sangat kuat. Dikawasan ini ada pura luhur yang tidak boleh dimasuki sembarangan orang, para wanita yang sedang terkena haid dilarang untuk memasuki pura. Tujuan utama kami datang ke Uluwatu adalah untuk menyaksikan Tari Kecak, tarian khas daerah Bali. Tempat yang sangat pas, sambil menunggu acara di mulai kami bisa menikmati pemandangan yang begitu indah. Tidak hanya wisatawan domestik yang berkunjung kesini, wisatawan dari luar ternyata lebih antusias. Sangat jelas terliha perbedaan antara wisatawan lokal dan wisatawan luar. Tapi tujuannya tetap satu, menonton Tari Kecak. Pertunjukkan dimulai sekitar jam 5 sore, hampir magrib. Sebelumnya kami di ingatkan untuk menjaga barang bawaan kami karena di daerah ini berkeliaran monyet-monyet yang suka usil mengambil barang bawaan pengunjung. Dari informasi yang saya dapatkan, tari kecak merupakan jenis tarian Bali yang paling unik, dan tidak diiringi alat musik/gamelan apapun, tapi diiringi dengan paduan suara sekitar 70 orang. Tari ini berasal dari tarian sakral (sang hyang). Pada tari sang hyang seorang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Pada tahu 1930-an mulailah disispkan cerita epos Ramayana kedalam tarian tersebut. Pertunjukkan tari kecak sangat menakjubkan, tidak hanya tariannya saja, tapi pemandangannya juga tidak kalah menakjubkan. Waktu yang sangat tepat dipilih oleh pihak penyelenggara, yaitu saat-saat matahari akan tenggelam yang biasa disebut senja, diman bagian bumi yang kami injak tampak memerah kekuning-kuningan dan berangsur gelap. Pertunjukan bedurasi sekitar 1 jam-an. Setelah selesai pertunjukkan, kami pun tidak lupa mendokumentasikannya dengan berfoto-foto dengan para penari.
Cukup letih, dan cukup panjang waktu yang kami habiskan seharian ini. Dan saatnya kami kembali ke Hotel Diana untuk makan malam dan beristirahat J.
Bali, 10 Oktober 2012.
Kami bangun cukup pagi hari ini, sekitar pukul 08.00 kami segera sarapan dan kemudian pergi ke pusat oleh-oleh khas Bali Krisna di Jalan Raya Kuta. Kami menyempatkan kesana untuk berbelanja berbagai ole-oleh khas Bali, setelahnya kami melnjutkan perjalanan menuju Pantai Kuta. Perjalanan kami menuju Pantai Kuta tidak memakai bus yang biasanya kami tumpangi, melainkan menyewa angkutan umum yang bentuknya seperti angkot di Bengkulu. Perlu diketahui bahwa kendaraan dengan panjang lebih dari 5 meter dilarang memasuki kawasan Kuta. Jalan menuju pantai kuta memang sangat minimalis dan sangat pas, pas untuk dua kendaraan roda empat jenis Mitsubisi, dan yang pasti daerah ini sangat ramai oleh para turis. Pantai Kuta merupakan salah satu kawasan favorit turis asing, buktinya banyak sekali para turis asing yang beerjemur disini untuk menghitamkan badan mereka agar terlihat lebih eksotis. Ombak di pantai ini juga terbilang ekstrim, tapi itu tidak mengurangi niat para peselancar untuk bermain surfing di pantai ini. Udara kuta disiang hari sangat terik, persis seperti di Pantai Panjang Bengkulu.
Cukup lama waktu yang kami habiskan di Pantai Kuta, dan kami pun bergegas menuju ke Nusa Dua untuk makan siang sambil menikmati makan siang di tepi Pantai Nusa Dua. Daerah Nusa Dua merupakan kawasan elit di daerah Bali, di jalan menuju kawasan ini banyak terdapat hotel-hotel mewah yang permalamnya bisa membandrol harga hingga puluhan juta rupiah. Banyak olahraga air yang bisa dinikmati di kawasan Nusa Dua ini, mulai dari mengelilingi pantai menggunakan motor boat, banana boat, paralayang, atau biasa juga berlayar menuju Pulau Penyu di Tanjung Benoa. Rombongan kami memilih berlayar menuju pulau penyu. Perjalanan kami menuju Pulau Benoa menggunakan motor boat yang mana lantai bagian tengahnya dibuat menggunakan kaca bening, sehingga kami bisa menikmati wisata bawah air yang sangat indah, untuk menuju ke Tanjung Benoa cukup membayar dengan tarif 50.00,- /orang, jumlah maksimum penumpang dalam 1 motor boat 10 orang, atau bisa juga menyewa motor boat dengan tarif 500.000,- PP.
Pulau Penyu sepertinya merupakan tempat penangkaran penyu, karna di sana banyak sekali kolam-kolam penyu, dan pengunjung bebas untuk memegangnya. Dari anakan penyu hingga induk penyu ada di sana. Ada juga binatang lain, separti ular, elang laut dll.
Setelah berpuas-puas di kawasan Pulau Penyu, kami kembali menyebrang menuju Pantai Nusa Dua dan akan melanjutkan perjalanan kami menuju Dreamland untuk menikmati senja. Asal muasal Dreamland Ini merupakan daerah kapur dengan jumlah air yang sedikit, namun disulap menjadi tempat wisata yang sangat bagus. Dengan hamparan rumpu hijau yang sangat menawan dan pantai dengan karang-karang terjal yang memukau. Sekitar pukul setengah enam sore kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju Pantai Jimbaran untuk menyantap makan malam di sana, tepatnya di restoran bintang laut. Menyantap makanan ditepi pantai, dengan pemandangan lampu-lampu yang indah, sangat indah. Sehabis menyantap habis makanan, kami pun langsung beranjak menuju hotel, dan sekitar pukul 08.15 kami tiba di penginapan kami.
Bali, 11 Oktober 2012.
Kamis pagi di bali sekitar pukul 9.30 wit, seusai menyantap sarapan kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk nonton Tari Barong di Daerah Batubulan – Gianyar – Bali. Sekilas info : tarian barong menggambarkan pertarungan antara kebajikan melawan kebatilan. Barong adalah binatang purbakala yang melukiskan kebajikan sedangkan rangda adalah binatang purbakala yang mahadahsyat yang menggambarkan kebatilan.  Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan kami kesebuah pasar di daerah Gianyar Bali, yaitu pasar Sukowati. Di pasar ini tidak dipasang tarif yang baku, akan tetapi terjadi proses tawar menawar antara penjual dan pembeli, jadi jika ingin berbelanja di pasar ini kita harus pintar-pintar menawar harga. Selasai belanja kami melanjutkan perjalanan kami menuju ke kawasan tempat pembuatan perak. Ternyata di bali tidak ada pabrik, jadi semua barang yang di hasilkan di buat di rumah ( home made). Dan setelah itu kami pun bargegas menuju ke daerah Tanah Lot. Sungguh menakjubkan sekali kawasan ini, karena di tengah-tengah lautnya terdapat karang yang menjuntai gagah dan berdiri sebuah pura diatasnya. Tidak hanya pura di tengah laut, disana juga ada air yang disebut dengan air suci. Kawasan Tanah Lot sangatlah luas dan sangat indah.
Sekitar pukul 17.30 wit rombongan kami meninggalkan daerah tanah lot dan kembali menuju Hotel Diana. Ini malam terakhir kami di bali, sebelum menghabiskan malam, saya dan beberapa orang teman saya berjalan-jalan meninggalkan hotel, hanya sekedar menikmati malam di Pulau Dewata, dan akhirnya kembali lagi ke hotel untuk beristitahat.
Bali, 11 oktober 2012.
Ini hari terakhir kami di Bali, karena sore pada tanggal ini kami akan bergegas meninggalkan Bali L. Saya dan teman-teman segera berberes-beres, mengangkuti koper kami dan meletakkannya ke dalam bagasi bus. sebelum menyebrangi Selat Bali, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi pusat oleh-oleh khas Bali, dan selanjutnya menuju ke Jalan Raya Bedugul untuk berbelanja oleh-oleh di Toko Teman Joger. Setelah menghabiskan rupiah demi rupiah, kami kembali melanjutkan perjalanan kami ke Danau Beratan – Bedugul, Bali. Danau ini terletak di daerah pegunungan, jadi jalan menuju kawasan ini cukup dingin. Sebelum sampai di Danau Beratan, kami terlebih dahulu singgah kesebuah restoran untuk menyantap makan siang di sana. Setalah makan kami pun melanjutkan perjalanan menuju danau, melewati tikungan kemesraan, melewati patung pak polisi yang tak letih-letihnya berdiri dan akhirnya sampailah kami di tujuan, yaitu di Danau Beratan di daerah Bedugul, Bali. Danau bedugul juga menjadi maskot Pulau Bali, jika ingin tahu pemandangan yang lebih detail tantang Danau Beratan bisa dilihat di uang rupiah 50.000,- J
Cukup sejuk hawa disisni, dengan pemandangan perbukitan yang cukup indah,, ini merupakan detik-detik terkhir kami di bali. Usai menikmati pemandangan yang luar biasa indah, kami pun melakukan pelepasan dengan tour gad yang telah menemani kami beberapa hari berwisata di Pulau Dewata ini. Selanjutnya kami segera bergegas meninggalkan daerah Danau Beratan menuju ke daerah paling timur Pulau Bali, tepat nya ke Pelabuhan Gilimanuk untuk menyebrangi selat bali menuju ke jawa timur. Kami sampai di jawa timur sekitar pukul 18.15 WIB. Daerah tujuan kami selanjutnya adalah Solo, cukup lama yang kami tempuh dari Jawa Timur menuju Solo. Perjalanan menuju solo menghabiskan waktu semalaman. Kami tiba di Solo pada pkul 07.00 WIB.
Solo, 13 Oktober 2012.sesampai di Solo kami menikmati teriknya kota solo yang begitu menyengat, tempat yang pertama kami kunjungi adalah Kampung Batik. Dan selanjutnya kami berwisata ke kawasan Pasar Klewer selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju ke Yogyakarta. Kami pun tiba di Yogyakarta pada pukul 17.30 WIB dan langsung check in di Galuh Hotel yang berada di kawasan Komplek Candi Prambanan. Setelah mandi dan bersiap-siap kami selanjutnya pergi ke kawasan Candi Prambanan untuk menonton Sendratari Ramayana pada pukul 19.00 WIB. Kami menonton festival sekitar 2 jam, 1 kontingen berdurasi sekitar satu jam. Kontingan yang tampil pada malam itu berasal dari Kalimantan Selatan, dan Semarang. Setelah selesai menonton kami langsung pulang ke Galuh Hotel untuk beristirahat.
Yogyakarta, 15 Oktober 2012
Sekitar pukul 08.00 pagi rombongan kami check out dari hotel dan menuju ke ke kawasan depan Taman Pintar. Kawasan ini sangat strategis, dekat menuju Taman Pintar, Melioboro, Kraton, dan Benteng. Kami di beri waktu sampai pukul 15.00 WIB untuk menghabiskan waktu di kawasan ini.
Pukul 15.30 wib
Rombongan kami kemudian meninggalkan Yogya karena besok pgi harus pulang kembali ke Bengkulu. Sekitar pukul 09.30 kami telah tiba di bandara. Pukul 13.00 kami terbang menuju ke Bengkulu dan akhirnya tibalah kami di Bandara Fatma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar